Dahulu kala, terdapat seorang raja yang dikenal dengan kebijaksanaannya. Ia gemar bermain catur dan selalu mencari lawan yang tangguh. Suatu hari, seorang pengembara datang ke istana dan menantang raja untuk bermain catur. Raja menerima tantangannya dan mereka pun duduk di depan papan catur.
Sebelum memulai permainan, pengembara itu berkata, "Yang Mulia, saya ingin memasang taruhan. Jika saya menang, saya akan meminta hadiah yang aneh."
Raja penasaran dan bertanya, "Hadiah apa yang kau inginkan?"
Pengembara itu menjawab, "Saya ingin Yang Mulia mengisi papan catur ini dengan beras. Satu butir beras untuk kotak pertama, dua butir beras untuk kotak kedua, dan seterusnya, menggandakan jumlah beras di setiap kotak berikutnya."
Raja tertawa dan berkata, "Itu permintaan yang mudah. Saya yakin saya bisa memenuhinya."
Permainan pun dimulai. Raja dan pengembara itu bermain dengan sengit. Raja menggunakan strategi terbaiknya, tetapi pengembara itu selalu selangkah lebih maju. Pada akhirnya, pengembara itu berhasil mengalahkan raja.
Raja teringat dengan taruhannya dan memerintahkan para pengawalnya untuk membawa karung beras ke ruang catur. Para pengawal mulai mengisi papan catur dengan beras, mengikuti permintaan pengembara.
Ketika mereka mencapai kotak ke-64, para pengawal panik. Jumlah beras yang dibutuhkan untuk mengisi kotak itu sangat banyak, dan mereka tidak memiliki cukup beras di istana.
Raja pun menyadari kebodohannya. Ia telah meremehkan permintaan pengembara itu. Raja meminta maaf kepada pengembara atas kesombongannya dan memohonnya untuk memberi raja kesempatan kedua.
Pengembara itu tersenyum dan berkata, "Yang Mulia, saya tidak ingin hadiah apa pun. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa kesombongan dapat membawa kehancuran. Saya harap Yang Mulia belajar dari pelajaran ini."
Raja tersentuh oleh kebijaksanaan pengembara itu dan berjanji untuk menjadi pemimpin yang lebih rendah hati dan bijaksana. Sejak saat itu, raja selalu berhati-hati dalam mengambil keputusan dan tidak pernah meremehkan orang lain.
Kisah ini menjadi pelajaran bagi semua orang untuk selalu rendah hati dan tidak sombong. Kesombongan dapat membawa kehancuran, sedangkan kebijaksanaan dan kerendahan hati akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan.